Pemuda Kalcer yang Terseret Peloton: Jundi dan Drama Strava nya

sosok tokoh

Ketika Ingin Terlihat Kalcer Berubah Jadi Latihan Berat. Dajun Kena Karma Strava

Abdel Qadir

November 21, 2025
Pemuda Kalcer yang Terseret Peloton: Jundi dan Drama Strava nya

Belajar dari pengalaman Jundi atau yang akrab dipanggil Dajun dalam wawancara kami, ia membenarkan alasan awal dirinya bersepeda: ingin menjadi “pemuda kalcer mentok”. Namun, seperti yang ia ungkapkan, “Awalnya sih pengen keren. Cuman sekarang kok jadi sporty ya? Ikut event ini-itu, latihan ini biar bisa anu, atau biar kencang lah, biar avg bagus di Strava,” ujar pemuda gagah asal Lampung yang kini merantau di Jogja.

Jundi yang dulu hanya memakai pedal strap, kini tampil lebih serius dengan sepatu cleat lengkap dengan jersey “biar aero”, katanya sambil tertawa. Dalam lingkungan “moshpit” istilah yang mereka pakai untuk menggambarkan komunitas yang intens sangat mudah terbawa arus. Untungnya, arus itu bersifat positif: dorongan untuk terus meningkatkan kemampuan. Ia sadar, kalau mau kencang ya harus latihan, supaya tidak tertinggal saat berada di posisi peleton.

Kini, Jundi yang dulu merasa dirinya lemah seolah mendapat kesempatan untuk berevolusi berkat usahanya sendiri. Ia mampu menaklukkan rute-rute berat seperti ring Merapi–Merbabu hingga Jogja–Baluran sejauh 600 km. Dari sempat berada di barisan belakang, kini ia menjadi finisher 5.500 sebuah lompatan besar bagi seorang pesepeda yang berawal dari gaya.

Dari wawancara kami terlihat jelas bahwa Jundi punya gengsi. Namun gengsi itu justru ia olah menjadi motivasi. “Malu, Pak, kalau ketinggalan,” ujarnya. Kini Jundi tidak hanya bermain fixed gear, tetapi juga merambah ke dunia road bike. Meski begitu ia tidak meninggalkan marwah asalnya. Ia selalu memperkenalkan dirinya sebagai bagian dari komunitas fixed gear, bahkan ketika memakai road bike. Di Jogja, budaya saling merangkul begitu kuat, sehingga fixed gear selalu diterima untuk bergabung di berbagai event.

Apa yang bisa kita pelajari dari sosok Dajun? Bahwa latihan adalah “ilmu pasti” ketika ingin meningkatkan diri mulai dari teknik bersepeda yang benar hingga performa yang ingin dicapai. Di akhir wawancara, Jundi memberi kami sebuah kutipan singkat: “Ride for heal.” Entah apa maksudnya, tapi kami paham… ia sering galau.

Pemuda Kalcer yang Terseret Peloton: Jundi dan Drama Strava nya